Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa pada proses penggunaannya rumus IF dibagi kedalam tiga jenis yaitu IF Tunggal, IF Majemuk serta IF Bertingkat. Tentu konsep yang digunakan pada masing – masing jenis rumus IF tersebut juga berbeda beda. Meskipun memang secara umum fungsinya tetap sama yaitu untuk menguji nilai logika dan menghasilkan value TRUE serta FALSE.
Selanjutnya dalam artikel ini kita akan bahas secara khusus tentang IF Tunggal. Pada prosesnya IF Tunggal ini merupakan rumus paling dasar dibandingkan dengan 2 jenis lainnya. Untuk itu penting rasanya kita mengetahui apa itu rumus IF Tunggal sebelum membahas yang lain.
Fungsi, Manfaat, Contoh dan Beda IF Tunggal Dengan IF Bertingkat
IF Tunggal adalah pondasi atau dasar yang digunakan pada proses pengujian nilai logika atau pernyataan sebelum meningkat kedalam IF bertingkat atau IF Majemuk. Secara umum fungsi IF Tunggal tentu dapat digunakan untuk menguji nilai logika sama seperti rumus IF yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Beda antara IF tunggal, IF bertingkat serta IF majemuk pada dasarnya hanya jumlah logikanya saja. Karena pada proses pengolahan data jumlah logika yang akan diuji memang bisa bervariasi. Misalnya hanya 1 saja, 2, 3, 4 dan seterusnya.

Jika memang hanya akan menguji nilai logika yang jumlahnya hanya satu saja maka inilah waktu yang tepat untuk menggunakan IF tunggal. Kita tidak perlu repot untuk menggunakan IF Majemuk atau IF Bertingkat jika kondisinya seperti ini.
Jadi, IF tunggal adalah rumus Excel yang dapat digunakan untuk menguji sebuah pernyataan atau nilai logika yang jumlahnya hanya 1 saja. Mohon dicatat bahwa hasil dari rumus IF tunggal ini hanya akan menampilkan 1 value TRUE serta 1 value FALSE saja. Pada hasil value TRUE atau FALSE tersebut tentu bisa kita ubah sesuai dengan kebutuhan.
Fungsi dan Manfaat IF Tunggal
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa IF tunggal adalah rumus yang digunakan untuk menguji atau membandingkan nilai dengan menggunakan 1 kriteria saja. Rumus ini hanya akan menempatkan dua value saja yaitu 1 untuk nilai benar dan satu untuk nilai salah.
Fungsi IF tunggal ini pada dasarnya memang sama persisi dengan fungsi dari rumus IF yang sudah kita bahas sebelumnya. Karena memang jika dilihat dari jenis serta jumlah kriteria yang digunakan pada rumus IF maka IF tunggal ini dikenal juga dengan sebutan rumus IF saja. Maksudnya jika kita menyebut rumus IF maka tentu asumsi awal yang diarahkan adalah pada rumus IF tunggal.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari rumus IF tunggal :
- Menentukan kelulusan dengan kriteria nilai
- Menguji nilai logika dengan satu pernyataan
- Menguji nilai pada perhitungan statistik
- Menentukan angka yang digunakan pada penyusunan grafik
- Menguji pernyataan untuk menentukan warna secara otomatis
Pada beberapa kondisi penggunaan IF tunggal ini tidak bisa berdiri sendiri. Maksudnya kita harus melakukan kombinasi antara IF tunggal dengan menu lain atau bahwa dengan rumus lain untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dari pengolahan data.
Misalnya kita akan mewarnai Cell, baris atau kolom secara otomatis. Maka pengujian nilai logika pada pernyataan ini wajib menggunakan rumus IF. Hanya saja rumus IF yang digunakan tersebut perlu diletakkan pada kolom yang sudah tersedia pada menu Conditional Formatting. Tanpa menu ini IF tunggal tidak akan bisa menampilkan warna secara otomatis.
Struktur dan Pola Pengujian Logika Pada IF Tunggal
Penulisan pada fungsi IF tunggal adalah urutan yang memang digunakan pada rumus IF. Urutan penulisan tersebut akan terdiri dari tiga argumen yaitu logical_test, value_if_true serta value_if_false.
Adapun struktur penulisan pada fungsi IF tunggal adalah sebagai berikut :
=IF(logical_test; [value_if_true]; [value_if_false] )
Aturan penulisan IF Tunggal sesuai dengan tiga argumen diatas adalah sebagai berikut :
- logical_test : diisi dengan pernyataan atau nilai logika yang akan diuji
- value_if_true : diisi dengan teks atau angka jika hasil pengujian bernilai benar
- value_if_false : diisi dengan teks atau angka jika hasil pengujian bernilai salah
Secara khusus untuk argumen value_if_true dengan value_if_false sifatnya hanya opsional saja sehingga boleh untuk dikosongkan atau tidak diisi. Jika dua argumen tersebut dikosongkan maka hasil dari IF tunggal yang akan muncul adalah teks TRUE atau FALSE saja. Maksudnya jika hasil pengujian memenuhi syarat maka hasilnya adalah TRUE dan sebaliknya jika tidak memenuhi syarat maka hasilnya adalah FALSE.
Aturan penulisan IF Tunggal bisa dipahami lebih mudah jika kita menyusun konsepnya pada sebuah Flowchart atau diagram alur. Pada diagram alur kita akan dengan mudah melihat bagaimana penentuan sebuah pengujian logika apakah akan bernilai TRUE atau FALSE.
1. Flowchart IF Dengan Hasil FALSE
Contoh pertama misalnya kita akan mengetik angka pada Cell A1 kemudian syarat atau logika yang akan diuji adalah jika angka pada Cell A1 lebih besar dari 2 maka hasilnya adalah “Benar” sedangkan jika angka yang diketik pada Cell A1 lebih kecil dari 2 maka hasilnya adalah “Salah”.
Anggap saja kita sudah mengetik angka 1 pada Cell A1 tersebut maka urutan pengujian logika dengan menggunakan Flowchart pada IF Tunggal adalah sebagai berikut :

Pada diagram tersebut terlihat bahwa kotak proses hanya 1 saja karena memang nilai logika yang akan diuji juga hanya 1 saja. Pada kotak proses tersebut ditanyakan apakah angka 1 lebih besar dari angka 2 ?
Jika hasilnya benar maka IF Tunggal akan menampilkan kotak value TRUE dan jika salah maka akan menghasilkan value FALSE. Karena angka 1 memang tidak lebih besar dari angka 2 maka hasil yang muncul adalah “Salah” atau pada urutan diagram diatas hasilnya akan mengarah ke panah FALSE.
2. Flowchart IF Dengan Hasil TRUE
Contoh kedua misalnya kita akan menguji “Lulus” atau “Tidak” dengan syarat atau kriteria nilai diatas 75. Maka urutan Flowchart atau diagram lulus atau tidak tersebut adalah sebagai berikut :

Pada diagram tersebut nilai siswa yang akan diuji adalah 80. Pada kotak proses ditanyakan apakah nilai 80 lebih besar dari 75 ?
Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu saja adalah benar sehingga arah proses akan menuju ke value TRUE. Maka hasil yang akan muncul adalah “Lulus”. Sebaliknya jika nilai siswa yang kita input adalah 60 maka jawabannya adalah salah sehingga rumus IF Tunggal akan menampilkan hasil “Tidak Lulus” karena pada diagram arahnya adalah ke value FALSE.
Beda IF Tunggal Dengan IF Bertingkat
Sebelum membahas bagaimana cara menggunakan IF tunggal mari kita lihat beda antara IF Tunggal dengan IF Bertingkat. Sebenarnya dari nama juga sudah terlihat bedanya tapi secara detail kita akan coba uraikan beda dari kedua IF tersebut.
Pada dasarnya beda antara IF Tunggal dengan IF Bertingkat hanya pada jumlah kriteria yang digunakan saja. Pada IF Tunggal jumlah kriteria atau syarat yang digunakan hanya ada 1 saja seperti yang sudah dijelaskan diatas. Karena kriteria yang diuji hanya ada 1 saja maka pada jenis IF ini hasilnya adalah 1 value TRUE serta 1 value FALSE saja.
Sedangkan pada IF Bertingkat jumlah kriteria yang akan digunakan pada proses pengujian jumlahnya lebih dari 1. Maksudnya jumlah kriteria yang digunakan pada jenis IF ini bisa 2, 3, 4 dan seterusnya. Misalnya IF Bertingkat menggunakan 2 kriteria maka hasilnya adalah 2 value TRUE serta 1 value FALSE.
Cara paling mudah untuk membedakan kedua jenis IF ini silahkan perhatikan pada diagram alur atau Flowchart. Pada IF Tunggal hanya ada 1 kotak proses saja seperti yang sudah dijelaskan diatas. Sedangkan pada IF Bertingkat jumlah kotak proses akan lebih dari 1 bisa 2, 3, 4 atau 5. Jumlah kotak proses ini akan sesuai dengan jumlah kriteria atau nilai logika yang akan diuji.
Jika memang akan menggunakan IF Bertingkat dan kesulitan menyusun alur logika pada argumen rumus IF silahkan susun Flowchart terlebih dahulu. Dari alur Flowchart tersebut kita akan bisa menyisipkan pengujian logika pada rumus IF Bertingkat dengan lebih mudah. Khusus untuk diagram alur atau Flowchart IF Bertingkat sudah kita bahas sebelumnya secara khusus tentang jenis rumus IF ini.
Contoh Kasus IF Tunggal Dengan File Excelnya
Ada banyak contoh kasus rumus IF dalam Excel termasuk IF Tunggal didalamnya. Selanjutnya dalam artikel ini kita akan melihat beberapa contoh IF Tunggal pada pengolahan data yang cukup sering ditemukan. Tentu penggunaan kriteria pada masing – masing contoh IF Tunggal tersebut hanya akan menggunakan satu kriteria saja.
1. IF Tunggal Lulus atau Tidak
Contoh IF Tunggal pertama kita akan menghitung lulus atau tidak lulus menggunakan kriteria nilai siswa. Nilai ini akan menjadi kriteria yang digunakan pada hasil lulus atau tidak lulus. Value TRUE untuk contoh ini tentu adalah “Lulus” dan value FALSE adalah “Tidak Lulus”.
Silahkan perhatikan gambar berikut ini :

Kriteria IF Tunggal pada contoh ini adalah jika nilai siswa jumlahnya diatas 75 maka status yang akan muncul adalah “Lulus”. Sebaliknya jika nilai siswa adalah 75 ke bawah maka status yang akan muncul adalah “Tidak Lulus”. Nilai yang akan diuji dengan rumus IF Tunggal pada gambar diatas ada pada kolom C atau kolom Nilai.
Rumus IF Tunggal yang digunakan pada contoh pertama diatas adalah sebagai berikut :
=IF(C4>75;”Lulus”;”Tidak Lulus”)
Jika nilai siswa pada kolom C berubah maka secara otomatis hasil pada kolom Status juga akan berubah mengikuti jumlah nilai yang diketik tersebut. Seperti yang disebutkan diatas bahwa value TRUE pada contoh ini adalah “Lulus” dan value FALSE pada contoh ini adalah “Tidak Lulus”.
2. IF Tunggal Jenis Kelamin
Contoh IF Tunggal kedua kita akan menampilkan teks jenis kelamin berdasarkan huruf L atau P. Huruf L mengacu kepada jenis kelamin Laki – Laki sedangkan huruf P mengacu kepada jenis kelamin Perempuan. Konsep yang digunakan mirip dengan contoh pertama hanya saja kriteria yang digunakan dalam bentuk teks bukan angka.
Perhatikan gambar berikut ini :

Dalam contoh ini ada kolom yang diisi dengan huruf P serta L. Kolom inilah yang akan dijadikan sebagai dasar atau kriteria pada pengujian logika. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian logika ini value TRUE yang akan muncul adalah “Perempuan” sedangkan value FALSE adalah “Laki – Laki”.
Rumus IF Tunggal yang digunakan pada contoh kedua ini adalah sebagai berikut :
=IF(B4=”P”;”Perempuan”;”Laki – Laki”)
Jika pada Cell B4 diketik huruf “P” maka hasil yang akan muncul adalah “Perempuan” sedangkan jika pada Cell B4 diketik huruf “L” atau huruf lain selain “P” maka hasil yang akan muncul adalah “laki – Laki”. Sebenarnya bisa juga dibalik posisinya hanya saja jika ingin dibalik maka pada kriteria yang digunakan adalah huruf “L” bukan huruf “P”.
3. IF Tunggal Menghitung Diskon
Contoh IF Tunggal ketiga kita akan menghitung diskon dengan menggunakan kriteria. Diskon ini akan muncul secara otomatis jika kriteria yang digunakan terpenuhi. Sebaliknya diskon ini tidak akan muncul jika kriteria tidak terpenuhi.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada contoh ketiga diatas ada kolom Jumlah barang atau Qty serta Harga dan Diskon. Jika jumlah barang yang di input adalah 10 atau lebih maka akan muncul diskon atau potongan sebesar 10%. Potongan tersebut akan dikalikan dengan Harga barang secara otomatis.
Adapun rumus IF Tunggal yang digunakan untuk menghitung Diskon diatas adalah sebagai berikut :
=IF(B4>=10;C4*10%;0)
Diskon sebesar 10% akan muncul secara otomatis jika angka pada kolom Qty adalah 10 atau lebih. Angka Diskon pada kolom D selanjutnya akan menjadi pengurang jumlah harga. Sehingga harga yang memang mendapatkan Diskon atau otomatis berkurang sesuai dengan potongan yang telah dihitung menggunakan IF Tunggal.
4. IF Tunggal Menghitung Bonus
Contoh IF Tunggal keempat akan menghitung bonus secara otomatis. Konsep yang digunakan mirip dengan menghitung Diskon. Hanya saja tentu kriteria yang digunakan akan berbeda. Adapun kriteria pada contoh keempat ini adalah pencapaian target.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada contoh ini sudah ada kolom target yang memang ditetapkan pada masing – masing Sales. Selanjutnya akan diketik berapa jumlah penjualan yang dilakukan. Dua angka inilah yang akan dijadikan dasar pada perhitungan pencapaian target. Pencapaian target merupakan perbandingan antara target dengan penjualan dan ditampilkan dalam bentuk persentase.
Kriteria yang digunakan untuk menghitung bonus adalah persentase pencapaian target. Jika persentase pencapaian target mencapai minimal 80% atau lebih makan akan mendapatkan bonus sebesar 2% dari jumlah penjualan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung bonus berdasarkan pencapaian target diatas adalah sebagai berikut :
=IF(D4>80%;C4*2%;0)
Pada tabel contoh terlihat bahwa bonus hanya akan muncul untuk Sales dengan pencapaian target minimal 80%. Karena pada kondisi ini syarat atau kriteria sudah terpenuhi. Sebaliknya untuk pencapaian dibawah 80% jumlahnya hanya akan nol saja atau tidak mendapatkan bonus karena memang kondisi ini artinya kriteria atau syarat yang ditentukan tidak bisa terpenuhi.
5. IF Tunggal Menghitung Masa Kerja
Contoh IF Tunggal kelima kita akan menghitung masa kerja. Masa kerja ini akan disusun berdasarkan 2 tanggal yaitu tanggal masuk bekerja serta tanggal sekarang atau tanggal hari ini. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan ditampilkan dalam bentuk angka tahun. Angka tahun tersebutlah yang ditampilkan secara otomatis menggunakan rumus IF Tunggal.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada contoh tersebut ada 2 rumus IF Tunggal yang digunakan yaitu pada kolom Masa Kerja serta kolom Status. Kedua rumus tersebut akan menggunakan dasar tanggal masuk bekerja serta tanggal sekarang. Khusus untuk tanggal sekarang kita akan menggantinya dengan rumus TODAY. Rumus TODAY akan disisipkan pada kriteria serta pengurangan rumus IF Tunggal.
Adapun rumus yang digunakan pada kolom C untuk menghitung Masa Kerja adalah sebagai berikut :
=IF((TODAY()-B4)/365>=1;((TODAY()-B4)/365);”< 1 Tahun”)
Dengan menggunakan IF Tunggal ini maka value TRUE yang akan muncul adalah jumlah masa kerja dalam bentuk angka tahun. Sedangkan value FALSE pada rumus ini adalah teks “< 1 Tahun”. Artinya karyawan yang bersangkutan masih bekerja dengan jangka waktu kurang dari 1 Tahun.
Rumus kedua yang digunakan pada kolom D untuk menghitung Status adalah sebagai berikut :
=IF((TODAY()-B4)/365>=1;”Tetap”;”Kontrak”)
Rumus IF Tunggal kedua ini akan menampilkan status karyawan yaitu “Tetap” atau “Kontrak” berdasarkan masa kerja. Jika Karyawan sudah bekerja lebih dari 1 tahun maka statusnya akan otomatis berubah dari “Kontrak” menjadi “Tetap”. Perubahan status pada kolom ini akan mengikuti jumlah masa kerja karena memang masa kerja tersebutlah yang digunakan sebagai kriteria IF Tunggal.
6. IF Tunggal Menghitung Jam Lembur
Meskipun IF Tunggal ini memang cukup sederhana tapi kita bisa memanfaatkannya untuk menghitung jam lembur. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa jam lembur akan menggunakan dasar jam masuk bekerja serta jam pulang bekerja. Ketika ada selisih yang melebihi dari batas yang ditentukan yaitu jam kerja selama 1 hari maka disinilah akan muncul jam lembur.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada contoh ini ada 2 rumus yang digunakan pada perhitungan yaitu menghitung jumlah jam serta menghitung lembur. Khusus untuk menghitung jumlah jam memang tidak menggunakan IF Tunggal karena cukup dengan perkalian biasa saja.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Jumlah Jam pada kolom D adalah sebagai berikut :
=(C4-B4)*24
Jumlah jam ini sangat penting untuk dihitung karena kriteria pada rumus IF Tunggal ada pada kolom ini. Jika jam kerja selama 1 hari adalah 9 jam ( 8 jam kerja dan 1 jam istirahat) maka lebih dari 9 jam adalah lembur. Dengan kata lain jika jam kerja lebih dari 9 jam maka syarat terpenuhi sehingga akan muncul jam lembur dan sebaliknya jika jam kerja hanya 9 jam atau kurang maka syarat tidak terpenuhi atau tidak ada jam lembur.
Rumus yang digunakan untuk menghitung jam lembur dengan kriteria jumlah jam pada kolom E adalah sebagai berikut :
=IF(D4>9;D4-9;0)
Seperti yang terlihat pada gambar diatas jika memang syarat terpenuhi maka secara otomatis akan muncul jam lembur. Sedangkan jika syarat tidak terpenuhi maka yang muncul hanya angka 0 saja atau memang tidak ada jam lembur pada tanggal tersebut.
7. IF Tunggal Menghitung Tunjangan
Ada banyak jenis tunjangan yang bisa didapatkan oleh Karyawan di Perusahaan. Pada contoh ini kita akan menggunakan 2 tunjangan saja yaitu uang makan serta uang transportasi. Kedua jenis tunjangan tersebut sama – sama akan menggunakan kriteria jam masuk bekerja. Jika memang terpenuhi maka akan muncul jumlah uang transport serta uang makan tapi jika tidak terpenuhi maka kedua tunjangan tidak akan ditampilkan.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada tabel tersebut sudah ada kolom Jam Masuk Kerja dan kolom inilah yang akan digunakan sebagai syarat atau kriteria pengujian IF Tunggal. Jika Karyawan datang sebelum jam 08:05 maka secara otomatis akan mendapatkan uang maka sejumlah 10.000. Jika karyawan datang diatas jam tersebut maka tentu tidak akan mendapatkan uang makan.
Rumus yang digunakan pada kolom C untuk menghitung jumlah uang maka sesuai dengan kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
=IF(B4<=TIME(8;5;0);10000;0)
Berbeda dengan Uang Makan pada tunjangan transportasi justru kriteria yang digunakan adalah jam 8:00. Ini artinya jika karyawan terlambat dan datang lewat dari jam tersebut maka tidak akan mendapatkan uang transportasi.
Rumus yang digunakan pada kolom D untuk menghitung tunjangan transportasi sesuai dengan kriterianya adalah sebagai berikut :
=IF(B4<=TIME(8;0;0);15000;0)
Dengan menggunakan 2 rumus tersebut maka jumlah uang maka serta uang transportasi akan otomatis ditampilkan. Tapi dengan catatan bahwa kedua tunjangan tersebut akan ditampilkan jika syarat atau kriterianya terpenuhi saja.
8. IF Tunggal Menghitung Nominal
Contoh IF Tunggal yang terakhir kita akan menentukan nominal atau harga menggunakan kriteria. Kriteria pada contoh ini memang bisa bermacam – macam tapi contoh pada pembahasan ini akan menggunakan nama barang. Ketika kita ketik nama barang maka secara otomatis harganya juga akan ditampilkan sesuai dengan angka yang disisipkan pada argumen rumus IF.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada contoh tersebut sudah ada 2 barang yang diketik yaitu “Komputer” serta “Flashdisk”. Jika yang diketik adalah “Komputer” maka harga yang akan ditampilkan adalah sebesar 5.750.000 sedangkan jika yang diketik adalah “Flashdisk” maka harganya adalah sebesar 150.000 saja.
Rumus yang digunakan untuk menampilkan nominal harga berdasarkan kriteria adalah sebagai berikut :
=IF(A4=”Komputer”;5750000;150000)
Dengan menggunakan rumus ini maka harga atau nominal akan otomatis muncul sesuai dengan kriterianya. Jika yang diketik adalah “Komputer” maka harga yang muncul adalah 5.750.000 dan sebaliknya jika yang diketik adalah “Flashdisk” atau teks yang lain makan harga yang akan ditampilkan adalah sebesar 150.000 meskipun barangnya bukan “Flashdisk” sekalipun.
Contoh File Excel IF Tunggal
Sebaiknya memang contoh diatas dicoba secara manual satu persatu. Tapi jika memang kesulitan mengikuti contoh yang sudah dijelaskan maka silahkan bandingkan dengan contoh file Excel yang disertakan. Contoh ini sama persis dengan pembahasan diatas.
Nama File :
Link : GDrive
Silahkan klik link diatas untuk mendapatkan contoh file Excel IF Tunggal. Kemudian selanjutnya buka dengan menggunakan password “tanyaexcel.com”. Pengetikkan password tidak perlu menyertakan tanda kutip dua.
Penutup
Dalam prosesnya memang IF Tunggal ini cukup mudah untuk digunakan. Tapi percayalah bahwa sebelum belajar tentang IF Bertingkat serta IF Majemuk akan lebih baik mengetahui bagaimana cara menggunakan IF Tunggal terlebih dahulu. Tujuannya sudah jelas supaya lebih mudah memahami kedua jenis rumus tersebut.
Setidaknya ada 2 hal penting yang perlu diketahui dari IF tunggal yaitu pertama fungsi serta manfaatnya dan kedua struktur penyusunan pada argumen rumus ini. Fungsi IF Tunggal sudah dijelaskan diatas yaitu untuk menguji nilai logika dengan menggunakan 1 kriteria saja.
Sedangkan struktur penyusunan IF tunggal dimulai dari logical_test, value_if_true serta value_if_false. Pastikan menyusun IF Tunggal sesuai dengan urutan struktur tersebut. Selain itu pastikan mengisi value TRUE dengan value FALSE dengan benar sesuai fungsinya masing – masing.

